Rabu, 29 November 2017


Salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman Hidroponik adalah air. Air merupakan faktor yang menjadi perhatian utama dalam bertani secara Hidroponik. Bukan sekedar memperhatikan kebersihan air tapi juga kandungan unsur hara yang terkandung pada air tersebut.

Air digunakan untuk membuat pupuk/nutrisi Hidroponik. Air yang belum dicampur dengan pupuk Hidroponik disebut dengan Air Baku. Setelah air tersebut menjadi larutan nutrisi Hidroponik, larutan harus diukur kebutuhan dasarnya. Larutan harus diukur kada unsur hara dan asam-basanya menggunakan TDS meter dan PH meter. Pada tingkat yang lebih lanjut, air sebaiknya diukur suhu dan kadar oksigen terlarutnya (Dissolved Oxygen).

Air baku yang digunakan untuk Hidroponik selain bersih haruslah memiliki kadar unsur hara dan asam-basa yang tepat. Sehingga air baku pun harus diukur/dicek kadar PPM dan PH awalnya sebelum ditambahkan nutrisi Hidroponik.

Air baku yang tepat untuk bertanam secara Hidroponik

Air baku yang tepat untuk bertanam secara Hidroponik sebaiknya memiliki kadar PPM di bawah 100 PPM dengan PH antara 5,5 - 6,5. Dengan air baku yang tepat pertumbuhan tanaman bisa optimum. Air baku yang disarankan untuk digunakan seperti dibawah ini.
  1. Air Destilasi memiliki 0 ppm
  2. Air Hujan memiliki 8 - 12 ppm (tergantung daerah)
  3. Air tetesan AC memiliki 12 - 50 ppm
  4. Air PAM memiliki 65-100 ppm
  5. Air Isi ulang memiliki 65 - 100 ppm
  6. Air Sumur maksimal 200 ppm.
Untuk air hujan sebaiknya tidak sering digunakan karena mengandung patogen yang dapat menyerang tanaman. Untuk penggunaan air PAM sebaiknya diendapkan dahulu agar kaporitnya mengendap. Setelah mengendap, kawan gunakan air PAM yang di permukaannya.

Jika air baku di daerah kawan memiliki kadar zat terlarut cukup tinggi di atas 200 ppm, bisa diturunkan menggunakan mesin reverse osmosis. Jika tidak mempunyai mesin reverse osmosis, kawan bisa coba pakai air baku tersebut dan amati pertumbuhan tanaman. Admin pernah menggunakan air baku dengan PPM cukup tinggi di atas 250 PPM. Tanaman pun masih bisa tumbuh dengan cukup baik hingga panen.

Pemilihan air baku yang tepat bisa mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Selamat bercocok tanam Hidroponik.

Begitulah informasi tentang air baku yang tepat untuk bertanam secara Hidroponik. Semoga bermanfaat. Share ke kawan-kawan tani lainnya untuk menambah wawasan dan saling mengingatkan. Jangan lupa kunjungi halaman facebook Hidroponik kami. Ayo menanam.

This post have 7 Post a Comment

  1. air sumur saya di atas 700ppm,, apakah baik untuk tanaman hidroponik?? mohon sarannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Tidak layak gan, sebaiknya mencari sumber lain. ppm segitu terlalu besar untuk ppm awal dan sangat tidak maksimal untuk pertumbuhan tanaman.

      Hapus
  2. Air dari sumur bor saya 250ppm, berapa kebutuhan nutrisi yang harus saya tambahkan untuk hidroponik bayam? Karena saya kasih 5 ml/liter dan saya cek pakai tds hanya berubah menjadi 460 ppm, mohon di bantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari 250 ppm ada kenaikkan sebesar 210 ppm dalam 5 liter atau 42 ppm per liter. Dengan ppm air baku sebesar itu saya sarankan mencoba ppm per minggu 700 - 1000 - 1300 - 1600. Diawal peremajan kasi dulu 300 - 400 ppm kemudian naikkan ke 700 ppm (sudah termasuk ppm air baku).

      Untuk membuat nutrisi 700 pm butuh tambahan 450 ppm lagi dari air bakunya. maka 450 : 42 = 10 ml - 11 ml. Pastikan lagi dg TDS meter. Begitu pula untuk membuat kebutuhan nutrisi yg 1000, 1300 dan 1600 ppm.

      Hapus
    2. Saya koreksi di atas ya, maksudnya bukan 5 liter tapi 210 ppm dalam 5 ml atau 42 ppm per 1 ml.

      Hapus
  3. tandon hidroponik selada saya berkapasitas 50 liter yg saat ini ber ppm 400 dan saya berencana mau menaikan ppm di tandon menjadi 500 ppm, gimana cara menghitung larutannya utk menambahkan 100 ppm di tandon saya yg 50 liter ya gan?

    BalasHapus
Artikel Selanjutnya Next Post
This Is The Oldest Page