Minggu, 20 Mei 2018

Buah kelapa sawit yang siap diolah menjadi minyak kelapa sawit atau CPO disebut sebagai tandan buah segar (TBS).  Dari kebun TBS dibawa ke pabrik pengolahan kelapa sawit. Pengolahan buah kelapa sawit menghasilkan minyak wasit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO).

Dari hasil pengolahan CPO dan PKO dihasilkan banyak limbah baik berupa limbah cair maupun padat. Limbah padat kelapa sawit seperti tandan kosong, cangkang dan ampas/bungkil, Tandan kosong dihasilkan pada stasiun  treser dimana janjangan dan brondolan dipisahkan.

Setiap perusahaan perkebunan menyadari akan emisi gas CO2 yang dihasilkan. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengurangi emisi CO2. Gas CO2 merupakan salah satu penyumbang terbesar penyebab Efek rumah kaca yang memicu pemanasan global.  Upaya yang dilakukan diantaranya: pengomposan tandan kosong sawit, optimalisasi pemakaian cangkang dan serabut kelapa sawit sebagai bahan bakar, penanaman dan penghijauan.


Komposting limbah padat tandan kosong kelapa sawit

1. Tandan kosong kelapa sawit
Tandan kosong diolah menjadi kompos dan pupuk organik. Proses pengolahannya dilakukan dengan proses fermentasi. Fermentasi pertama dilakukan di tromol selama 14-21 hari. Fermentasi selanjutnya dilakukan di ruang terbuka selama 5-7 hari. Selanjutnya limbah ini ditimbun dalam tanah sedalam 1 meter. Barulah timbunan limbah ini ditebarkan di tanah yang luas.

Proses Pengomposan TKKS

TKKS dicacah terlebih dahulu menjadi serpihan-serpihan dengan memakai mesin pencacah. Kemudian ditumpuk memanjang dengan ukuran lebar sekitar 2,5 meter dan tinggi 1 meter. Selama proses pengomposan, tumpukan tersebut disiram dengan limbah cair yang berasal dari pabrik kelapa sawit. Proses pengomposan akan berlangsung dalam waktu 1,5 – 3 bulan. Kompos yang sudah matang dapat dilihat dari warnanya kecoklatan/kehitaman, suhu menurun, dan serat-serat TKKS mudah putus.

2. Cangkang (sheld) kelapa sawit
Cangkang bias digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk boiler/sterilizer. Penggunaannya bersama dengan fiber.

3. Ampas/bungkil kelapa sawit
Bungkil inti sawit bisa dimanfaatkan sebagai pakan (makanan ternak). Bungkil inti sawit memiliki kadar 45-46% dari inti sawit. Bungkil inti sawit mengandung air kurang dari 10% dan 60% nutrisinya berupa selulosa, lemak, protein, arabinoksilan, glukonoxilan, dan mineral.



Limbah Cair Kelapa Sawit sisa Crude Palm Oil (CPO)

Limbah cair pabrik kelapa sawit bila dibuang ke perairan seperti sungai atau kali dapat mencemari lingkungan. Untuk itu limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Setelah dibuang ke perairan pun, air limbah belum bisa langsung digunakan karena masih berwarna kecokelatan. Agar dapat digunakan untuk air minum, harus dilakukan pengolahan lebih lanjut.

Pengelolaan limbah cair disebut IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang dilakukan dengan proses fisik dan biologi. Proses fisik dilakukan untuk memisahkan sisa-sisa minyak yang terikut, pasir dan menurunkan suhu limbah dari 800C menjadi 40-500 C. sedangkan proses biologi dilakukan untuk menguraikan limbah cair dengan memanfaatkan bakteri anaerob. Hasil akhir pengelolaan limbah cair ini adalah pupuk cair yang digunakan untuk pemupukan kelapa sawit.

Pemanfaatan Gas Buangan Pabrik

Limbah sawit dapat diolah menjadi energi listrik. Ide ini dikenalkan oleh Prof. Dr. Adianto  Ahmad MT dari Universitas Riau. Prof. Adianto menemukan alat yang disebut bioreactor hybrid anaerob. Alat ini mengelola limbah sawit dengan sistem kedap udara sehingga tidak mencemari lingkungan. Alat ini menangkap gas buangan pabrik dan diolah menjadi energi terbarukan.

Begitulah informasi tentang komposting limbah padat tandan kosong kelapa sawit dan aplikasi limbah cair kelapa sawit. Bila ada kekurangan, mohon simpan di kolom komentar. Semoga informasi ini bermanfaat. Ikuti informasi/artikel terbaru melalui fanspage facebook kami di Supervba.

This post have 0 Post a Comment

Artikel Selanjutnya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post